Beranda | Artikel
Fatwa Ulama: Apakah Allah Memiliki Sifat Al Julus (Duduk)?
Sabtu, 21 Februari 2015

Fatwa Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrak

Soal:

Apakah benar penafsiran al istiwa’ dengan al julus / الجلوس (duduk)? Apakah Allah disifati dengan al julus (duduk)?

Jawab:

Alhamdulillah, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan tentang diri-Nya bahwa Ia ber-istiwa di atas Arsy dalam 7 tempat dalam Al Qur’an. Dan terdapat juga dalam As Sunnah yang menetapkan bahwa Allah berada di atas Arsy. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

Ar Rahman ber-istiwa di atas Arsy” (QS. Thaha: 5)

Dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

والعرش فوق الماء والله فوق العرش، ويعلم ما أنتم عليه

“dan Arsy itu di atas air, sedangkan Allah di atas Arsy, namun Ia mengetahui apa yang kalian lakukan”.

Dan terdapat riwayat dari para salaf bahwa mereka menafsirkan al istiwa dengan 4 makna:

  1. علا (paling tinggi)
  2. ارتفع (tinggi)
  3. استقر (menetap)
  4. صعد (naik)

Sebagaimana diisyaratkan Ibnul Qayyim dalam Al Kafiyah Asy Syafiyah (1/440, dengan Syarah Ibnu ‘Isa), yaitu dalam perkataan beliau:

فلهم عبارات عليها أربع … قد حصلت للفارس الطعان
وهي “استقر”، وقد “علا”، وكذلك “ار … تفع” الذي ما فيه من نكران
وكذاك قد “صعد” الذي هو رابع … وأبو عبيدة صاحب الشيباني
يختار هذا القول في تفسيره … أدرى من الجهمي بالقرآن

Mereka (salaf) memiliki empat makna dalam menafsirkannya, yang disampaikan Al Faris Al Tha’an

Yaitu استقر (menetap), dan علا (paling tinggi) demikian juga ارتفع (tinggi) yang tidak ada penolakan di dalamnya

Demikian juga صعد (naik) yang merupakan yang ke empat. Dan ini juga disampaikan Abu Ubaidah murid Asy Syaibani

Dan ia memilih pendapat ini dalam tafsirnya, yang ia lebih mengetahui Al Qur’an daripada Jahmiyah

Dalam syair ini Ibnul Qayyim tidak menyebutkan lafadz الجلوس (duduk). Namun ahlussunnah tidak mengingkari sifat ini, adapun ahlul bid’ah yang mengingkarinya. Sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al Aqidah At Tadmuriyyah (238, dengan Syarah Syaikh Al Barrak):

فيظن هذا المتوهم أنه تعالى إذا كان مستويا على العرش كان استواؤه مثل استواء المخلوق، فيريد أن ينفي ذلك الذي فهمه فيقول: إن استواءه ليس بقعود، ولا استقرار

“Maka orang yang bingung mengira bahwa Allah Ta’ala jika ber-istiwa di atas Arsy, maka istiwa Allah tersebut sama seperti istiwa makhluk. Sehingga ia ingin untuk menafikannya. Inilah yang ia pahami. Ia berkata: ‘istiwa Allah itu bukan dengan duduk dan bukan dengan menetap`” (demikian nukilan dari Syaikhul Islam, dengan sedikit perubahan dan peringkasan oleh Syaikh Al Barrak).

Dan terdapat atsar (dari para sahabat) yang menyebutkan sifat القعود (duduk) dan الجلوس (duduk). Dan para imam ahlussunnah telah menyebutkan sifat tersebut dalam kitab-kitab as sunnah (baca: aqidah), ketika memaparkan tentang orang-orang yang menafikan sifat al ‘uluw (Maha Tinggi) dan al istiwa. Sebagaimana atsar yang diriwayatkan oleh Muhajid dalam menafsirkan istilah al maqaam al mahmuud :

بإقعاد النبي صلى الله عليه وسلم على العرش

“maksudnya adalah ditempatkannya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dengan keadaan duduk di atas Arsy”

Walaupun (keshahihan) atsar ini tidak lepas dari kritikan, namun para imam ahlussunnah menyebutkannya untuk istisyhad (dalil pendukung), dan i’tidhad (dalil sekunder) bukan untuk i’timad (dalil utama). Dan lebih dari satu ulama ahlussunnah telah menukil ijma tentang shahihnya penafsirkan makna al maqaam al mahmuud bahwa maknanya adalah ditempatkannya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dengan keadaan duduk di atas Arsy.

Hal ini tidak ada yang mengingkarinya kecuali kaum Jahmiyah. Maka jelas bahwa lafadz القعود (duduk) dan الجلوس (duduk) tidak dinafikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun menetapkan sifat tersebut dan menyifati Allah dengan sifat tersebut, maka membutuhkan dalil yang shahih tentang hal ini. Wallahu a’lam.

***

Sumber: Liqa’at Multaqa Ahlil Hadits bil Ulama, 2/44, Asy Syamilah

Kesimpulan penerjemah:

Ahlussunnah tidak menetapkan sifat Julus dan juga tidak menafikan.

Penerjemah: Yulian Purnama

Artikel Muslim.Or.Id

🔍 Syaikh Ibnu Utsaimin, Besuk Orang Sakit, Dalil Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu, Keutamaan Perempuan


Artikel asli: https://muslim.or.id/24638-fatwa-ulama-apakah-allah-memiliki-sifat-al-julus-duduk.html